Selasa, 07 Oktober 2014

makalah tentang batik

KATA PENGANTAR
            Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Batik Pakaian Rakyat Khas Pekalongan”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah ilmu budaya dasar di program studi manajemen Fakultas ekonomi pada Universitas gunadarma. Selain itu, saya mengucap terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
                                                                                               
                                                                                         Jakarta, 1 oktober 2014


                                                                                                    Penulis












DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
        1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................
        1.2. Rumusan masalah.............................................................................
        1.3. Tujuan Penulisan ..............................................................................

BAB II PEMBAHASAN…….....................................................................................
        2.1.Sejarah Batik pekalongan………………………….................................
        2.2. Wujud Batik pekalongan ......................................................................
        2.2.1 Bentuk Batik Pekalongan………………………………………………
        2.2.2 Tata Cara Pembuatan Batik Pekalongan………………………..….
        2.2.3 Bahan Pembuatan Batik Pekalongan………………………………
        2.3.Simbol dan Makna Batik Pekalongan...................................................
        2.4.Fungsi Batik Pekalongan .....................................................................

BAB III PENUTUP .............................................................................................
        3.1. Kesimpulan .........................................................................................
        3.2. Saran .................................................................................................
        3.3 analisis………………………………………………………………………










BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris,

kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan sebagai ”kultur” dalam bahasa Indonesia.Definisi Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya tebentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,
adat istiadat, bahasa, pakaian, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.

















1.2  Rumusan Masalah
1.            Bagaimana sejarah batik di Pekalongan?
2.            Bagaimana wujud batik khas Pekalongan?
3.            Bagaimana simbol batik di Pekalongan?
4.            Apakah fungsi batik Pekalongan?
1.3  Tujuan
1.            Mengetahui sejarah batik di Pekalongan
2.            Mengetahui wujud batik Pekalongan
3.            Mengetahui simbol-simbol batik pekalongan
4.            Memahami  fungsi batik Pekalongan





















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Batik
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.
Sekarang ini kata batik sudah banyak dikenal di luar negeri. Baik wanita maupun pria Indonesia dari berbagian suku gemar memakai bahan pakaian yang dihiasi pola batik ataupun kain batiknya sendiri, yang dibuat dan digunting menurut selera masing masing. Para turis asing ataupun pejabat-pejabat asing yang tinggal di Indonesia sangat gemar akan batik dan sering membawanya pulang sebagai oleh-oleh.Batik adalah salah satu kesenian yang sudah menjadi budaya di Indonesia khususnya di daerah jawa. batik sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak jaman majapahit. Oleh karena itu Batik sudah pasti memiliki sejarah yang menarik, baik dari arti kata, penggunaan, hingga cara pembuatannya. Arti kata batik: para sarjana ahli seni rupa, baik yang berkebangsaan Indonesia maupun yang bangsa asing, belum mencapai kata sepakat tentang apa sebenarnya arti kata batik itu. Ada yang mengatakan bahwa sebutan batik berasal dari kata tik yang terdapat di dalam kata titik. Titik berarti juga tetes. Memang di dalam membuat kain batik dilakukan pula penetesan lilin di atas kain putih. Ada juga yang mencari asal kata batik di dalam sumber-sumber tertulis kuno. Menurut pendapat ini, kata batik dihubungkan dengan kata tulis atau lukis. Dengan demikian, asal mula batik dihubungkan pula dengan seni lukis dan gambar pada umumnya.
Asal usul Batik sampai sekarang masih belum jelas. Batik dapat ditemukan di berbagai negara asia seperti Indonesia, Malaysia,Thailand, dan Sri Lanka. Selain itu batik juga ditemukan di beberapa negara di Afrika. Tetapi Tetap saja Batik yang paling terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.
Dibalik keunggulan sesuatu pasti tersimpan sejarah yang merupakan perjalanan terciptanya suatu karya. Meskipun kesannya hanya sekedar sejarah, tapi ternyata kisah perjalanan tersebut mempunyai peran yang sangat besar hingga akhirnya mampu membawa nama bangsa menjadi bangsa yang labih baik. Salah satu sejarah yang sudah sepnatasnya untuk kita pelajari adalah sejarah tentang batik pekalongan ini. Dengan demikian tentunya kita tidak hanya menggunakan produknya saja tapi akan lebih baik jika kita juga mengerti tentang makna sejarahnya sehingga kita akan lebih menghargai produk tersebut.
Sejarah batik pekalongan ini sebenarnya telah dimulai sejak paska konflik dan peperangan yang ada dilingkungan kerajaan mataram. Saat itu, peperangan yang melawan kolonial Belanda dan perpecahan di lingkungan keraton memang sangat sering terjadi. Kondisi inilah yang akhirnya memaksa sebagian keluarga keraton untuk mengungsi ke daerah lain dan salah satunya adalah kota Pekalongan. Keluarga keraton yang sudah mempunyai ketrampkilan membatik inilah yang akhirnya mengembangkan ketrampilannya membatik di Pekalongan tempat mereka mengungsi tersebut.
Di kota Pekalongan tersebutlah batik tersebut akhirnya tumbuh pesat dan akhirnya terus dikembangkan oleh masyarakat sekitar hingga akhrinya menjadi sumber mata pencaharian. Untuk motif batik pekalongan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan daerah yang ada di sekitarnya. Hingga saat ini jenis batik pekalongan yang paling dikenal berdasarkan prosesnya adalah batik tulis dan juga batik cap. Meskipkun demikian motif batik pekalongan tetap memiliki ciri khas yang tentunya menjadi daya tarik tersendiri untuk penggemar batik khususnya batik dari Pekalongan ini.
Memang tidak bisa dipungkiri dan memang harus disyukuri bahwa Negara kita ini banyak menyimpan kekayaan yang belum tentu memiliki kekayaan sebagaimana dimiliki oleh negeri ini. Bagimana tidak, batik yang menjadi menjadi sebagian kecil budaya bangsa kita ini telah mampu mengangkat nama Indonesia menjadi harum di kancah internasional. Semakin terkenal suatu produk tentunya juga akan membantu meningkatkan kesuksesannya mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.

















2.2 Wujud Batik Pekalongan
2.2.1 Bentuk Batik Pekalongan
Ada beberapa wujud batik pekalongan berdasarkan pembuatannya, yaitu:
1.      Batik cap
Batik dengan tehnik cap ini merupakan pembuatan batik yang dilakukan dengan cara menggunakan canting cap. Bentuknya yang mirip dengan stempel ini membuat proses membantik menjadi lebih cepat. Meskipun proses pembuatannya lebih cepat, hasil batik cap ini sebenarnya juga tidak kalah bagus dengan batik tulis yang dilakukan dengan cara seperti menggambar di atas kain ini. Untuk membedakan batik cap ini, anda bisa memperhatikan beberapa ciri khas dari batik celup diantaranya adalah warna batik pada kedua belah sisi kain adalah sama, motif yang dipilih tidak terlalu detil, warna batik lebih mengkilap, dan warna dasar pada kain biasanya warna gelap.
2.            Batik tulis
Batik yang dibuat dengan cara menuliskan langsung motif
batik secara manual dengan menggunakan canting. Batik tulis ini mempunyai keunikan tersendiri karena proses pembuatannya yang cukup rumit dan membutuhkan ketelatenan tingkat tinggi. Sesuai dengan tingkat kesulitan dalam membuatnya, batik tulis memang dijual dengan harga yang lebih mahal. Hal ini sangat sesuai dengan kualitas batik tulis yang bagus dan mempunyai motif batik yang detil. Untuk batik pekalongan juga terdapat jenis batik tulis yang juga memiliki daya jual yang tinggi.
Beberapa jenis batik tulis itu sendiri juga terdapat beberapa macam diantaranya adalah batik tulis malam dan batik tulis colet (warna). Batik tulis malam ini proses pembuatannya dengan menorehkan cairan malam dengan menggunakan canting tulis. Sedangkan batik tulis warna atau colet sebanarnya proses pembuatannya juga sama dengan proses membuat batik tulis hanya saja yang membedakan adalah batik ini langsung ditorehkan warna yang dikehendaki melalui canting yang digunakan. Ciri -ciri batik tulis ini adalah motifnya tidak berulang, pemilihan kombinasi warna yang digunakan bisa lebih banyak, dan warna dasarnya bisa gelap atau cerah.
3.            Batik sablon
Seiring dengan kemajuan tehnologi, batik pekalongan juga ada yang diproses dengan cara disablon. Cara ini adalah cara yang paling cepat dan mudah sehingga dalam sekali pembuatan, produsen bisa menghasilkan produk kain batik yang banyak. Produksi dengan cara ini biasanya banyak dilakukan oleh pabrik tekstil. Produksinya yang cepat tentunya juga akan mempengaruhi harga penjualan produk batik yang satu ini, sehingga batik sablon dijual dengan harga yang relatif murah.
Meskipun beberapa jenis batik hampir memiliki proses batik yang sama, tapi batik pekalongan memang memiliki ciri khas yang kuat sehingga batik yang satu ini memiliki banyak penggemar.





















2.2.2 Tata Cara Pembuatan Batik Pekalongan
Berikut ini adalah proses membatik yang berurutan dari awal hingga akhir. Penamaan atau penyebutan cara kerja di tiap daerah pembatikan bisa berbeda-beda, tetapi inti yang dikerjakannya adalah sama termasuk di Pekalongan ini, yaitu:.
1.      Ngemplong
Ngemplong merupakan tahap paling awal atau pendahuluan, diawali dengan mencuci kain mori. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kanji. Kemudian dilanjutkan dengan pengeloyoran, yaitu memasukkan kain mori ke minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada di dalam abu merang. Kain mori dimasukkan ke dalam minyak jarak agar kain menjadi lemas, sehingga daya serap terhadap zat warna lebih tinggi.
Setelah melalui proses di atas, kain diberi kanji dan dijemur. Selanjutnya, dilakukan proses pengemplongan, yaitu kain mori dipalu untuk menghaluskan lapisan kain agar mudah dibatik.

2.      Nyorek atau Memola
Nyorek atau memola adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas kain mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada, atau biasa disebut dengan ngeblat. Pola biasanya dibuat di atas kertas roti terlebih dahulu, baru dijiplak sesuai pola di atas kain mori. Tahapan ini dapat dilakukan secara langsung di atas kain atau menjiplaknya dengan menggunakan pensil atau canting. Namun agar proses pewarnaan bisa berhasil dengan baik, tidak pecah, dan sempurna, maka proses batikannya perlu diulang pada sisi kain di baliknya. Proses ini disebut ganggang.







3.      Mbathik
Mbathik merupakan tahap berikutnya, dengan cara menorehkan malam batik ke kain mori, dimulai dari nglowong (menggambar garis-garis di luar pola) dan isen-isen (mengisi pola dengan berbagai macam bentuk). Di dalam proses isen-isen terdapat istilah nyecek, yaitu membuat isian dalam pola yang sudah dibuat dengan cara memberi titik-titik (nitik). Ada pula istilah nruntum, yang hampir sama dengan isen-isen, tetapi lebih rumit.

4.      Nembok
Nembok adalah proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna dasar, dalam hal ini warna biru, dengan menggunakan malam. Bagian tersebut ditutup dengan lapisan malam yang tebal seolah-olah merupakan tembok penahan.

5.      Medel
Medel adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang-ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan.

6.      Ngerok dan Mbirah
Pada proses ini, malam pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan lempengan logam, kemudian kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain diangin-anginkan.

7.      Mbironi
Mbironi adalah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau titik dengan menggunakan malam. Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses mengisi bagian yang belum diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.




8.      Menyoga
Menyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang digunakan untuk mendapatkan warna cokelat. Adapun caranya adalah dengan mencelupkan kain ke dalam campuran warna cokelat tersebut.




9.      Nglorod
Nglorod merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatan sehelai kain batik tulis maupun batik cap yang menggunakan perintang warna (malam). Dalam tahap ini, pembatik melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara memasukkan kain yang sudah cukup tua warnanya ke dalam air mendidih. Setelah diangkat, kain dibilas dengan air bersih dan kemudian diangin-arginkan hingga kering. Proses membuat batik memang cukup lama. Proses awal hingga proses akhir bisa melibatkan beberapa orang, dan penyelesaian suatu tahapan proses juga memakan waktu. Oleh karena itu, sangatlah wajar jika kain batik tulis berharga cukup tinggi.














2.2. 3 Bahan Pembuatan Batik Pekalongan
Perlengkapan membatik tidak banyak mengalami perubahan. Dilihat dari peralatan dan cara mengerjakannya, membatik dapat digolongkan sebagai suatu kerja yang bersifat tradisional.
1.      Gawangan
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan terbuat dari kayu atau bambu. Gawangan harus dibuat sedemikian rupa hingga kuat, ringan, dan mudah dipindah-pindah.

2.      Bandul
Bandul dibuat dari timah, kayu, atau batu yang dimasukkan ke dalam kantong. Fungsi pokok bandul adalah untuk menahan agar mori yang baru dibatik tidak mudah tergeser saat tertiup angin atau tertarik oleh si pembatik secara tidak sengaja.

3.      Wajan
Wajan adalah perkakas utuk mencairkan malam. Wajan dibuat dari logam baja atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan alat lain.


4.      Kompor
Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa digunakan adalah kompor berbahan bakar minyak. Namun terkadang kompor ini bisa diganti dengan kompor gas kecil, anglo yang menggunakan arang, dan lain-lain. Kompor ini berfungsi sebagai perapian dan pemanas bahan-bahan yang digunakan untuk membatik.


5.      Taplak
Taplak adalah kain untuk menutup paha si pembatik agar tidak terkena tetesan malam panas sewaktu canting ditiup atau waktu membatik.

6.      Saringan Malam
Saringan adalah alat untuk menyaring malam panas yang memiliki banyak kotoran. Jika malam tidak disaring, kotoran dapat mengganggu aliran malam pada ujung canting. Sedangkan bila malam disaring, kotoran dapat dibuang sehingga tidak mengganggu jalannya malam pada ujung canting sewaktu digunakan untuk membatik.
Ada bermacam-macam bentuk saringan, semakin halus semakin baik karena kotoran akan semakin banyak tertinggal. Dengan demikian, malam panas akan semakin bersih dari kotoran saat digunakan untuk membatik.

7.      Canting
Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan, terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya. Canting ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan malam. Saat ini, canting perlahan menggunakan bahan teflon.

8.      Mori
Mori adalah bahan baku batik yang terbuat dari katun. Kualitas mori bermacam-macam dan jenisnya sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Mori yang dibutuhkan disesuaikan dengan panjang pendeknya kain yang diinginkan.
Tidak ada ukuran pasti dari panjang kain mori karena biasanya kain tersebut diukur secara tradisional. Ukuran tradisional tersebut dinamakan kacu. Kacu adalah sapu tangan, biasanya berbentuk bujur sangkar.
Jadi, yang disebut sekacu adalah ukuran persegi mori, diambil dari ukuran lebar mori tersebut. Oleh karena itu, panjang sekacu dari suatu jenis mori akan berbeda dengan panjang sekacu dari mori jenis lain.
Namun di masa kini, ukuran tersebut jarang digunakan. Orang lebih mudah menggunakan ukuran meter persegi untuk menentukan panjang dan lebar kain mori. Ukuran ini sudah berlaku secara nasional dan akhirnya memudahkan konsumen saat membeli kain batik. Cara ini dapat mengurangi kesalahpahaman dan digunakan untuk menyamakan persepsi di dalam sistem perdagangan.

9.      Malam (Lilin)
Malam (lilin) adalah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Sebenarnya malam tidak habis (hilang) karena pada akhirnya malam akan diambil kembali pada proses mbabar, proses pengerjaan dari membatik sampai batikan menjadi kain. Malam yang dipergunakan untuk membatik berbeda dengan malam (lilin) biasa. Malam untuk membatik bersifat cepat diserap kain, tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorodan.

10.  Dhingklik (Tempat Duduk)
Dhingklik (tempat duduk) adalah tempat untuk duduk pembatik. Biasanya terbuat dari bambu, kayu, plastik, atau besi. Saat ini, tempat duduk dapat dengan mudah dibeli di toko-toko.

11.  Pewarna Alami
Pewarna alami adalah pewarna yang digunakan untuk membatik. Pada beberapa tempat pembatikan, pewarna alami ini masih dipertahankan, terutama kalau mereka ingin mendapatkan warna-warna yang khas, yang tidak dapat diperoleh dari warna-warna buatan. Segala sesuatu yang alami memang istimewa, dan teknologi yang canggih pun tidak bisa menyamai sesuatu yang alami.
Itulah jenis perlengkapan membatik yang harus ada. Proses membatik memerlukan waktu yang cukup lama, terlebih kalau kain yang dibatik sangat luas dan coraknya cukup rumit.








2.3 Simbol dan Makna Batik Pekalongan
Motif Batik Pekalongan sedikit banyak dipengaruhi pembauran masyarakat Pekalongan, Jawa Tengah, dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu, dan Jepang pada masa lalu. Beberapa jenis motif batik pengaruh berbagai negara itu kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Motif itu adalah batik Jlamprang diilhami India dan Arab, batik Encim dan Klangenan dipengaruhi peranakan Cina, batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai yang tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang. Warna cerah dan motif beragam membuat batik Pekalongan maju pesat. Berbeda dengan batik Solo dan Yogyakarta, batik Pekalongan terlihat lebih dinamis lantaran permainan motif yang lebih bebas. Media kainnya pun bermacam-macam. Tidak hanya katun dan kaos, sutera juga menjadi andalan batik Pekalongan saat bersaing di luar negeri. Motif Jlamprang, Sekarjagat, atau motif khas lainnya, menjadi berkelas ketika dituangkan dalam bahan baku sutera. Beberapa motif batik pekalongan:

















2.4 Fungsi Batik Pekalongan
                  Selain fungsinya sebagai penutup tubuh, dahulu, kain batik merupakan busana kebesaran keluarga keraton. Tak ada yang boleh mengenakan kain batik selain raja dan keturunan raja. Biasanya batik dipakai sehari-hari dan dipakai dalam upacara kelahiran, perkawinan serta kematian, yang biasanya dipakai dalam bentuk kain panjang, sarung, dodot, selendang, ikat kepala dan kemben.
                  Fungsi batik dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
a. Batik yang berfungsi sebagai busana atau pakaian untuk keperluan sehari-hari yang biasa disebut sebagai Batik Profan, seperti :
1. kemeja
2. daster
3. sarung
4. jarik
5. selendang
6. kerudung
b. Batik berfungsi sebagai kerajinan, seperti :
1. taplak meja
2. seprai
3. gorden
4. hiasan dinding
5. tas









BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Penelitian yang langsung dilaksanakan di lapangan menghasilkan berbagai kesimpulan sebagai berikut:
1.            Batik merupakan kebudayaan milik indonesia yang harus dilestarikan dan kita selaku generasi penerus harus bangga dengan macam-macam batik yang ada.
2.            Di Indonesia berbagai macam jenis dan motif batik. Disetiap daerah memiliki motif yang berbeda, termasuk di wilayah Pekalongan pun memiliki kekhasan sendiri dalam motif batiknya.
3.            Proses pengolahan batik memerlukan tahapan yang panjang dan ketelitian yang cukup sehingga menghasilkan motif batik yang sempurna.

3.2  Saran

Batik sangatlah penting bagi Indonesia karena batik merupakan cirri khas bangsa Indonesia dan merupakan budaya,identitas yang tidak bisa dilepaskan dari bangsa Indonesia.Mengingat bahwa batik telah diklaim oleh negara lain,maka kita dianjurkan bahkan diwajibkan menjaga kebudayaan batik yang kita miliki.Mengingat indonesia khususnya Pekalongan dan sekitarnya sangat identik dengan batik ada baiknya jika kebudayaan batik indonesia dilestarikan oleh rakyat indonesia itu sendiri.









3.3 Analisis :


1.    Strength (kekuatan/kelebihan)
Memiliki motif yang istimewa dan tidak mudah ditiru oleh bangsa lain, cara pembuatan yang tradisional sehingga adat dan istiadat dapat dilestarikan

2.    Weakness (kekurangan)
Cara membuat yang tradisional sehingga memerlukan waktu lama untuk memproduksi missal,

3.    Opportunities (peluang)
Besar, karena motif dan corak yang dimiliki sangat istimewa, jadi dapat bersaing di tingkat nasional ataupun internasional

4.    Thread (ancaman)
Mudah dicuri oleh bangsa lain karena masyarakat kita enggan untuk melestarikan

















DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org/wiki/batik



Tidak ada komentar:

Posting Komentar