KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Batik Pakaian Rakyat Khas
Pekalongan”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar
kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah ilmu budaya
dasar di program studi manajemen Fakultas ekonomi pada Universitas gunadarma.
Selain itu, saya mengucap terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Jakarta,
1 oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................
KATA
PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
....................................................................................
1.1. Latar Belakang Masalah
...................................................................
1.2. Rumusan
masalah.............................................................................
1.3. Tujuan Penulisan
..............................................................................
BAB II
PEMBAHASAN…….....................................................................................
2.1.Sejarah Batik
pekalongan………………………….................................
2.2. Wujud Batik pekalongan
......................................................................
2.2.1 Bentuk Batik Pekalongan………………………………………………
2.2.2 Tata Cara Pembuatan Batik
Pekalongan………………………..….
2.2.3 Bahan Pembuatan Batik Pekalongan………………………………
2.3.Simbol dan Makna Batik
Pekalongan...................................................
2.4.Fungsi Batik Pekalongan
.....................................................................
BAB III PENUTUP
.............................................................................................
3.1. Kesimpulan .........................................................................................
3.2. Saran
.................................................................................................
3.3 analisis………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere,
yaitu
mengolah atau
mengerjakan sebagai ”kultur” dalam bahasa Indonesia.Definisi Budaya adalah
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya tebentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,
adat istiadat, bahasa,
pakaian, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sejarah batik
di Pekalongan?
2.
Bagaimana wujud batik
khas Pekalongan?
3.
Bagaimana simbol batik
di Pekalongan?
4.
Apakah fungsi batik
Pekalongan?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui sejarah batik
di Pekalongan
2.
Mengetahui wujud batik
Pekalongan
3.
Mengetahui simbol-simbol
batik pekalongan
4.
Memahami fungsi batik Pekalongan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Batik
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu
batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain
dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam
literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing.
Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut,
termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik
Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan
budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan
untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible
Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.
Sekarang ini kata batik sudah banyak dikenal di luar negeri. Baik
wanita maupun pria Indonesia dari berbagian suku gemar memakai bahan pakaian
yang dihiasi pola batik ataupun kain batiknya sendiri, yang dibuat dan
digunting menurut selera masing masing. Para turis asing ataupun
pejabat-pejabat asing yang tinggal di Indonesia sangat gemar akan batik dan
sering membawanya pulang sebagai oleh-oleh.Batik adalah salah satu kesenian
yang sudah menjadi budaya di Indonesia khususnya di daerah jawa. batik sudah
dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak jaman majapahit. Oleh karena itu Batik
sudah pasti memiliki sejarah yang menarik, baik dari arti kata, penggunaan,
hingga cara pembuatannya. Arti kata batik: para sarjana ahli seni rupa, baik
yang berkebangsaan Indonesia maupun yang bangsa asing, belum mencapai kata
sepakat tentang apa sebenarnya arti kata batik itu. Ada yang mengatakan bahwa
sebutan batik berasal dari kata tik yang terdapat di dalam kata titik. Titik
berarti juga tetes. Memang di dalam membuat kain batik dilakukan pula penetesan
lilin di atas kain putih. Ada juga yang mencari asal kata batik di dalam
sumber-sumber tertulis kuno. Menurut pendapat ini, kata batik dihubungkan
dengan kata tulis atau lukis. Dengan demikian, asal mula batik dihubungkan pula
dengan seni lukis dan gambar pada umumnya.
Asal usul Batik sampai sekarang masih belum jelas. Batik dapat
ditemukan di berbagai negara asia seperti Indonesia, Malaysia,Thailand, dan Sri
Lanka. Selain itu batik juga ditemukan di beberapa negara di Afrika. Tetapi
Tetap saja Batik yang paling terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia.
Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika.
Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang
berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.
Dibalik keunggulan sesuatu pasti tersimpan sejarah yang merupakan
perjalanan terciptanya suatu karya. Meskipun kesannya hanya sekedar sejarah,
tapi ternyata kisah perjalanan tersebut mempunyai peran yang sangat besar
hingga akhirnya mampu membawa nama bangsa menjadi bangsa yang labih baik. Salah
satu sejarah yang sudah sepnatasnya untuk kita pelajari adalah sejarah tentang batik pekalongan ini. Dengan demikian tentunya kita tidak hanya
menggunakan produknya saja tapi akan lebih baik jika kita juga mengerti tentang
makna sejarahnya sehingga kita akan lebih menghargai produk tersebut.
Sejarah batik pekalongan ini sebenarnya telah dimulai sejak paska konflik
dan peperangan yang ada dilingkungan kerajaan mataram. Saat itu, peperangan
yang melawan kolonial Belanda dan perpecahan di lingkungan keraton memang
sangat sering terjadi. Kondisi inilah yang akhirnya memaksa sebagian keluarga
keraton untuk mengungsi ke daerah lain dan salah satunya adalah kota
Pekalongan. Keluarga keraton yang sudah mempunyai ketrampkilan membatik inilah
yang akhirnya mengembangkan ketrampilannya membatik di Pekalongan tempat mereka
mengungsi tersebut.
Di kota Pekalongan
tersebutlah batik tersebut akhirnya tumbuh pesat dan akhirnya terus
dikembangkan oleh masyarakat sekitar hingga akhrinya menjadi sumber mata
pencaharian. Untuk motif batik
pekalongan ini sangat dipengaruhi
oleh keadaan daerah yang ada di sekitarnya. Hingga saat ini jenis batik pekalongan yang paling dikenal
berdasarkan prosesnya adalah batik tulis dan juga batik cap. Meskipkun demikian
motif batik pekalongan tetap memiliki ciri khas
yang tentunya menjadi daya tarik tersendiri untuk penggemar batik khususnya
batik dari Pekalongan ini.
Memang tidak bisa dipungkiri dan memang harus disyukuri bahwa
Negara kita ini banyak menyimpan kekayaan yang belum tentu memiliki kekayaan
sebagaimana dimiliki oleh negeri ini. Bagimana tidak, batik yang menjadi
menjadi sebagian kecil budaya bangsa kita ini telah mampu mengangkat nama
Indonesia menjadi harum di kancah internasional. Semakin terkenal suatu produk
tentunya juga akan membantu meningkatkan kesuksesannya mendapatkan keuntungan
yang lebih banyak.
2.2
Wujud Batik Pekalongan
2.2.1
Bentuk Batik Pekalongan
Ada beberapa wujud batik pekalongan
berdasarkan pembuatannya, yaitu:
1. Batik cap
Batik dengan tehnik cap ini merupakan pembuatan
batik yang dilakukan dengan cara menggunakan canting cap. Bentuknya yang mirip
dengan stempel ini membuat proses membantik menjadi lebih cepat. Meskipun
proses pembuatannya lebih cepat, hasil batik cap ini sebenarnya juga tidak
kalah bagus dengan batik tulis yang dilakukan dengan cara seperti menggambar di
atas kain ini. Untuk membedakan batik cap ini, anda bisa memperhatikan beberapa
ciri khas dari batik celup diantaranya adalah warna batik pada kedua belah sisi
kain adalah sama, motif yang dipilih tidak terlalu detil, warna batik lebih
mengkilap, dan warna dasar pada kain biasanya warna gelap.
2.
Batik tulis
Batik yang dibuat dengan cara menuliskan langsung
motif
batik secara manual dengan menggunakan canting.
Batik tulis ini mempunyai keunikan tersendiri karena proses pembuatannya yang
cukup rumit dan membutuhkan ketelatenan tingkat tinggi. Sesuai dengan tingkat
kesulitan dalam membuatnya, batik tulis memang dijual dengan harga yang lebih
mahal. Hal ini sangat sesuai dengan kualitas batik tulis yang bagus dan
mempunyai motif batik yang detil. Untuk batik pekalongan juga terdapat jenis
batik tulis yang juga memiliki daya jual yang tinggi.
Beberapa jenis batik
tulis itu sendiri juga terdapat beberapa macam diantaranya adalah batik tulis
malam dan batik tulis colet (warna). Batik tulis malam ini proses pembuatannya
dengan menorehkan cairan malam dengan menggunakan canting tulis. Sedangkan
batik tulis warna atau colet sebanarnya proses pembuatannya juga sama dengan
proses membuat batik tulis hanya saja yang membedakan adalah batik ini langsung
ditorehkan warna yang dikehendaki melalui canting yang digunakan. Ciri -ciri
batik tulis ini adalah motifnya tidak berulang, pemilihan kombinasi warna yang
digunakan bisa lebih banyak, dan warna dasarnya bisa gelap atau cerah.
3.
Batik sablon
Seiring dengan kemajuan tehnologi, batik pekalongan juga ada yang diproses
dengan cara disablon. Cara ini adalah cara yang paling cepat dan mudah sehingga
dalam sekali pembuatan, produsen bisa menghasilkan produk kain batik yang
banyak. Produksi dengan cara ini biasanya banyak dilakukan oleh pabrik tekstil.
Produksinya yang cepat tentunya juga akan mempengaruhi harga penjualan produk batik
yang satu ini, sehingga batik sablon dijual dengan harga yang relatif murah.
Meskipun beberapa jenis batik hampir memiliki
proses batik yang sama, tapi batik
pekalongan memang memiliki ciri
khas yang kuat sehingga batik yang satu ini memiliki banyak penggemar.
2.2.2 Tata Cara
Pembuatan Batik Pekalongan
Berikut ini adalah proses membatik yang berurutan dari awal hingga
akhir. Penamaan atau penyebutan cara kerja di tiap daerah pembatikan bisa
berbeda-beda, tetapi inti yang dikerjakannya adalah sama termasuk di Pekalongan
ini, yaitu:.
1. Ngemplong
Ngemplong merupakan
tahap paling awal atau pendahuluan, diawali dengan mencuci kain mori. Tujuannya
adalah untuk menghilangkan kanji. Kemudian dilanjutkan dengan pengeloyoran, yaitu
memasukkan kain mori ke minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada di dalam
abu merang. Kain mori dimasukkan ke dalam minyak jarak agar kain menjadi lemas,
sehingga daya serap terhadap zat warna lebih tinggi.
Setelah melalui proses
di atas, kain diberi kanji dan dijemur. Selanjutnya, dilakukan proses
pengemplongan, yaitu kain mori dipalu untuk menghaluskan lapisan kain agar
mudah dibatik.
2. Nyorek atau Memola
Nyorek atau memola
adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas kain mori dengan cara meniru
pola motif yang sudah ada, atau biasa disebut dengan ngeblat. Pola biasanya
dibuat di atas kertas roti terlebih dahulu, baru dijiplak sesuai pola di atas
kain mori. Tahapan ini dapat dilakukan secara langsung di atas kain atau
menjiplaknya dengan menggunakan pensil atau canting. Namun agar proses
pewarnaan bisa berhasil dengan baik, tidak pecah, dan sempurna, maka proses
batikannya perlu diulang pada sisi kain di baliknya. Proses ini disebut
ganggang.
3. Mbathik
Mbathik merupakan tahap
berikutnya, dengan cara menorehkan malam batik ke kain mori, dimulai dari
nglowong (menggambar garis-garis di luar pola) dan isen-isen (mengisi pola
dengan berbagai macam bentuk). Di dalam proses isen-isen terdapat istilah
nyecek, yaitu membuat isian dalam pola yang sudah dibuat dengan cara memberi
titik-titik (nitik). Ada pula istilah nruntum, yang hampir sama dengan
isen-isen, tetapi lebih rumit.
4. Nembok
Nembok adalah proses
menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna dasar, dalam hal ini
warna biru, dengan menggunakan malam. Bagian tersebut ditutup dengan lapisan
malam yang tebal seolah-olah merupakan tembok penahan.
5. Medel
Medel adalah proses
pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang-ulang
sehingga mendapatkan warna yang diinginkan.
6. Ngerok dan Mbirah
Pada proses ini, malam
pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan lempengan logam, kemudian
kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain diangin-anginkan.
7. Mbironi
Mbironi adalah menutupi
warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau titik dengan menggunakan
malam. Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses mengisi bagian yang
belum diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining dilakukan setelah
proses pewarnaan dilakukan.
8. Menyoga
Menyoga berasal dari
kata soga, yaitu sejenis kayu yang digunakan untuk mendapatkan warna cokelat.
Adapun caranya adalah dengan mencelupkan kain ke dalam campuran warna cokelat
tersebut.
9. Nglorod
Nglorod merupakan
tahapan akhir dalam proses pembuatan sehelai kain batik tulis maupun batik cap
yang menggunakan perintang warna (malam). Dalam tahap ini, pembatik melepaskan
seluruh malam (lilin) dengan cara memasukkan kain yang sudah cukup tua warnanya
ke dalam air mendidih. Setelah diangkat, kain dibilas dengan air bersih dan
kemudian diangin-arginkan hingga kering. Proses membuat batik memang cukup
lama. Proses awal hingga proses akhir bisa melibatkan beberapa orang, dan
penyelesaian suatu tahapan proses juga memakan waktu. Oleh karena itu,
sangatlah wajar jika kain batik tulis berharga cukup tinggi.
2.2. 3 Bahan Pembuatan
Batik Pekalongan
Perlengkapan membatik tidak banyak mengalami perubahan. Dilihat
dari peralatan dan cara mengerjakannya, membatik dapat digolongkan sebagai
suatu kerja yang bersifat tradisional.
1. Gawangan
Gawangan adalah perkakas
untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan terbuat
dari kayu atau bambu. Gawangan harus dibuat sedemikian rupa hingga kuat,
ringan, dan mudah dipindah-pindah.
2. Bandul
Bandul dibuat dari
timah, kayu, atau batu yang dimasukkan ke dalam kantong. Fungsi pokok bandul
adalah untuk menahan agar mori yang baru dibatik tidak mudah tergeser saat
tertiup angin atau tertarik oleh si pembatik secara tidak sengaja.
3. Wajan
Wajan adalah perkakas
utuk mencairkan malam. Wajan dibuat dari logam baja atau tanah liat. Wajan
sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa
menggunakan alat lain.
4. Kompor
Kompor adalah alat untuk
membuat api. Kompor yang biasa digunakan adalah kompor berbahan bakar minyak.
Namun terkadang kompor ini bisa diganti dengan kompor gas kecil, anglo yang
menggunakan arang, dan lain-lain. Kompor ini berfungsi sebagai perapian dan
pemanas bahan-bahan yang digunakan untuk membatik.
5. Taplak
Taplak adalah kain untuk
menutup paha si pembatik agar tidak terkena tetesan malam panas sewaktu canting
ditiup atau waktu membatik.
6. Saringan Malam
Saringan adalah alat
untuk menyaring malam panas yang memiliki banyak kotoran. Jika malam tidak
disaring, kotoran dapat mengganggu aliran malam pada ujung canting. Sedangkan
bila malam disaring, kotoran dapat dibuang sehingga tidak mengganggu jalannya
malam pada ujung canting sewaktu digunakan untuk membatik.
Ada bermacam-macam
bentuk saringan, semakin halus semakin baik karena kotoran akan semakin banyak
tertinggal. Dengan demikian, malam panas akan semakin bersih dari kotoran saat
digunakan untuk membatik.
7. Canting
Canting adalah alat yang
dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan, terbuat dari tembaga dan bambu
sebagai pegangannya. Canting ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan
cairan malam. Saat ini, canting perlahan menggunakan bahan teflon.
8. Mori
Mori adalah bahan baku
batik yang terbuat dari katun. Kualitas mori bermacam-macam dan jenisnya sangat
menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Mori yang dibutuhkan
disesuaikan dengan panjang pendeknya kain yang diinginkan.
Tidak ada ukuran pasti
dari panjang kain mori karena biasanya kain tersebut diukur secara tradisional.
Ukuran tradisional tersebut dinamakan kacu. Kacu adalah sapu tangan, biasanya
berbentuk bujur sangkar.
Jadi, yang disebut
sekacu adalah ukuran persegi mori, diambil dari ukuran lebar mori tersebut.
Oleh karena itu, panjang sekacu dari suatu jenis mori akan berbeda dengan
panjang sekacu dari mori jenis lain.
Namun di masa kini,
ukuran tersebut jarang digunakan. Orang lebih mudah menggunakan ukuran meter
persegi untuk menentukan panjang dan lebar kain mori. Ukuran ini sudah berlaku
secara nasional dan akhirnya memudahkan konsumen saat membeli kain batik. Cara
ini dapat mengurangi kesalahpahaman dan digunakan untuk menyamakan persepsi di
dalam sistem perdagangan.
9. Malam (Lilin)
Malam (lilin) adalah
bahan yang dipergunakan untuk membatik. Sebenarnya malam tidak habis (hilang)
karena pada akhirnya malam akan diambil kembali pada proses mbabar, proses
pengerjaan dari membatik sampai batikan menjadi kain. Malam yang dipergunakan
untuk membatik berbeda dengan malam (lilin) biasa. Malam untuk membatik
bersifat cepat diserap kain, tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorodan.
10. Dhingklik (Tempat Duduk)
Dhingklik (tempat duduk)
adalah tempat untuk duduk pembatik. Biasanya terbuat dari bambu, kayu, plastik,
atau besi. Saat ini, tempat duduk dapat dengan mudah dibeli di toko-toko.
11. Pewarna Alami
Pewarna alami adalah
pewarna yang digunakan untuk membatik. Pada beberapa tempat pembatikan, pewarna
alami ini masih dipertahankan, terutama kalau mereka ingin mendapatkan
warna-warna yang khas, yang tidak dapat diperoleh dari warna-warna buatan.
Segala sesuatu yang alami memang istimewa, dan teknologi yang canggih pun tidak
bisa menyamai sesuatu yang alami.
Itulah jenis
perlengkapan membatik yang harus ada. Proses membatik memerlukan waktu yang
cukup lama, terlebih kalau kain yang dibatik sangat luas dan coraknya cukup rumit.
2.3 Simbol dan Makna
Batik Pekalongan
Motif Batik Pekalongan sedikit banyak dipengaruhi pembauran
masyarakat Pekalongan, Jawa Tengah, dengan berbagai bangsa seperti Cina,
Belanda, Arab, India, Melayu, dan Jepang pada masa lalu. Beberapa jenis motif
batik pengaruh berbagai negara itu kemudian dikenal sebagai identitas batik
Pekalongan. Motif itu adalah batik Jlamprang diilhami India dan Arab, batik
Encim dan Klangenan dipengaruhi peranakan Cina, batik Belanda, batik Pagi Sore,
dan batik Hokokai yang tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang. Warna cerah dan
motif beragam membuat batik Pekalongan maju pesat. Berbeda dengan batik Solo
dan Yogyakarta, batik Pekalongan terlihat lebih dinamis lantaran permainan
motif yang lebih bebas. Media kainnya pun bermacam-macam. Tidak hanya katun dan
kaos, sutera juga menjadi andalan batik Pekalongan saat bersaing di luar
negeri. Motif Jlamprang, Sekarjagat, atau motif khas lainnya, menjadi berkelas
ketika dituangkan dalam bahan baku sutera. Beberapa motif batik pekalongan:
2.4 Fungsi Batik
Pekalongan
Selain fungsinya sebagai penutup tubuh, dahulu,
kain batik merupakan busana kebesaran keluarga keraton. Tak ada yang boleh
mengenakan kain batik selain raja dan keturunan raja. Biasanya batik dipakai
sehari-hari dan dipakai dalam upacara kelahiran, perkawinan serta kematian,
yang biasanya dipakai dalam bentuk kain panjang, sarung, dodot, selendang, ikat
kepala dan kemben.
Fungsi batik dalam kehidupan sehari-hari dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
a. Batik yang berfungsi
sebagai busana atau pakaian untuk keperluan sehari-hari yang biasa disebut
sebagai Batik Profan, seperti :
1. kemeja
2. daster
3. sarung
4. jarik
5. selendang
6. kerudung
b. Batik berfungsi
sebagai kerajinan, seperti :
1. taplak meja
2. seprai
3. gorden
4. hiasan dinding
5. tas
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Penelitian yang langsung dilaksanakan di lapangan menghasilkan
berbagai kesimpulan sebagai berikut:
1.
Batik merupakan
kebudayaan milik indonesia yang harus dilestarikan dan kita selaku generasi
penerus harus bangga dengan macam-macam batik yang ada.
2.
Di Indonesia berbagai
macam jenis dan motif batik. Disetiap daerah memiliki motif yang berbeda,
termasuk di wilayah Pekalongan pun memiliki kekhasan sendiri dalam motif
batiknya.
3.
Proses pengolahan batik
memerlukan tahapan yang panjang dan ketelitian yang cukup sehingga menghasilkan
motif batik yang sempurna.
3.2 Saran
Batik sangatlah penting
bagi Indonesia karena batik merupakan cirri khas bangsa Indonesia dan merupakan
budaya,identitas yang tidak bisa dilepaskan dari bangsa Indonesia.Mengingat
bahwa batik telah diklaim oleh negara lain,maka kita dianjurkan bahkan
diwajibkan menjaga kebudayaan batik yang kita miliki.Mengingat indonesia
khususnya Pekalongan dan sekitarnya sangat identik dengan batik ada baiknya
jika kebudayaan batik indonesia dilestarikan oleh rakyat indonesia itu sendiri.
3.3 Analisis :
1. Strength
(kekuatan/kelebihan)
Memiliki motif yang
istimewa dan tidak mudah ditiru oleh bangsa lain, cara pembuatan yang
tradisional sehingga adat dan istiadat dapat dilestarikan
2. Weakness (kekurangan)
Cara membuat yang tradisional sehingga
memerlukan waktu lama untuk memproduksi missal,
3. Opportunities
(peluang)
Besar, karena motif dan corak yang
dimiliki sangat istimewa, jadi dapat bersaing di tingkat nasional ataupun
internasional
4. Thread (ancaman)
Mudah dicuri oleh bangsa lain karena
masyarakat kita enggan untuk melestarikan
DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org/wiki/batik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar